Pagi itu angin berhembus pelan, dan kabut mulai menyelinap keluar dari alam hijau di sekitar daerah itu. Bersama dengan datangnya kicauan burung yang menari - nari di atas pepohonan, mentari masih enggan memamerkan tubuhnya di putihnya sang mega. Tampak beberapa awan berlari dari kaki langit, dan aku masih tetap tak beranjak dari tendaku. Entah karena tidak mengenal dingin atau ingin cepat - cepat mandi, Cholis, ketua reguku yang ironisnya lebih muda dariku, bahkan kami semua, menyibakkan selimut tebalnya ke arah Adam, yang berada paling pojok. Dengan perlahan ia keluar dari tenda kami dengan membawa beberapa persenjataan untuk mandi. Tak lama, ia sudah menghilang dari pandanganku yang semakin malas untuk terjaga.
" Woy!! Bangun!! Katanya mau liat sunrise! " teriak suara yang akupun sudah bosan mendengarnya.
Mungkin di antara kami semua, aku yang paling malas bangun, apalagi mandi. Namun terpaksa, meski tidak ikhlas, aku harus mandi hari itu. Kami sudah merencanakan akan melihat matahari berada di perbatasan langit dan bumi malam sebelumnya, dan mau tak mau aku harus menyepakati keputusan bersama, khas seorang pramuka. Tubuhku mulai kugerakkan perlahan dari selimut hitam yang telah memberiku kepuasan dan kehangatan malam itu, dan dengan cepat, aku meraih salah satu kaos terbaik yang aku bawa, berharap anak - anak akan memuji bagaimana aku terlihat bodoh memakainya.
Siang itu kami berkumpul bersama. Sari, panggilan paling akrab yang bisa kuberikan padanya, menyodorkan makanan yang telah dimasaknya dengan repot bersama Lutfi, ketua umum kami. Aku tidak segera memakannya, tanganku meraih nokia 6080 hitam di sakuku, dan setelah Opera Mini kutemukan, langsung kuarahkan ke situs Facebook Mobile. Memang, aku bosan kalau hanya bercakap dengan mereka, banyak teman di Facebook yang biasa kuajak berbincang, bahkan di saat saat yang tak tepat, seperti jam - jam pelajaran sekolah dan jam - jam kerja kantor.
" Online lagi ya? " ujar Pendik, sobat terbaikku.
Kuanggukkan saja kepalaku sembari meneruskan ketikan komentarku pada status teman - teman yang beragam. Sudah menjadi kebiasaan aku Facebook-an di waktu yang tidak seharusnya, dan saat itu kami berencana untuk menjelajahi alam sekitar yang belum cukup kami kenal.
" Ayo, mumpung masih segar! " perintah Cholis dengan suaranya yang agak lantang.
Segera saja kubersiap, dan tak berapa lama seluruh perlengkapan sudah ada di punggungku. Petualangan dimulai. Kami berjalan menyusur lingkungan hijau yang sangar bersih, udaranya segar dan terasa sangat harmoni di hati. Jauh berbeda dengan banyak kota yang aku kenal, bahkan tempatku sendiripun. Aku sangat mengagumi hijaunya alam ini, dan berharap suatu saat akan dapat menyatukan IT dengan alam natural. Ya, itu impianku, dan aku sangat yakin aku dapat melakukannya. Impianku, harus terwujud! Aku memikirkan banyak hal tentang itu, dan tiba - tiba Sari mengajak kami istirahat di sebuah area yang cukup aman untuk dijadikan tempat beristirahat. Sejenak saat kami beristirahat, aku mengagumi teman - temanku, kebersamaan kami, dan hal - hal menyenangkan yang kami lakukan. Ya, sahabat adalah anugerah Tuhan yang patut kita syukuri, dan aku sangat bersyukur pada Tuhan telah diberikan sahabat yang memperhatikanku, peduli terhadapku, dan mengakui keberadaanku. Entah apa yang terjadi di antara kami, namun kami sangatlah akrab satu sama lain, dan sudah menjadi seperti sebuah keluarga.
Sesaat setelah kami mengistirahatkan tubuh kami, kami melanjutkan perjalanan. Di saat kebersamaan kami itulah, kami bernyanyi - nyanyi, menyorakkan yel - yel, dan bahkan sempat meneriakkan impian kami di suatu tebing. Aku tak peduli kalau tingkahku menjadi seperti ini, karena aku sangat menikmati persahabatan kami. Ya, persahabatan ini akan menjadi suatu kenangan di hati kami, dan kenangan tak akan pernah mati, karena kenangan itu akan hidup di jiwa kami.
To be continued. . .
Asyik nich ... bisa buat sinetron remaja bro ...
BalasHapusmalah pengennya dibikin novel.. hehehe
BalasHapusSebagai seorang novelis super amatir (hahahaha), aku dukung!! bikin novel monggo, bikin film monggo, bikin sinetron monggo. klo bisa nanti aku yg jadi sutradaranya, heheeee (gaya'nya aku ini). Oke, kutunggu lanjutannya. Jngan lupa ntar klo dah ada lanjutannya aku dikasih tau ya. Salam sejahtera
BalasHapustapi bukan lanjutan kartun anak2 DORA kan? heheheheh
BalasHapusemang kemping dimana bro? nunggu lanjutannya ya ?
http://www.im-go.blogspot.com/
BalasHapusarry flag this blog yah biar ga ada blog yang merisaukan lagi....
Hehehehe nama judul postingnya sama kek salah satu blog saya Sisi Lain Seorang Blogger heheehe
BalasHapusWah ditunggu neh kelanjutannya mas
BalasHapus